DREAMS

December 18, 2021

HELLO

Dear people, or whoever reading this.

Waktu kecil, aku punya mimpi yang - bisa dibilang - cukup berbeda dari orang lain. Entahlah, pada saat itu aku merasa takut untuk menceritakan mimpiku ke orang lain hanya karena mereka akan menganggap mimpi dan ambisiku terlalu aneh untuk anak seusiaku. Namun, setelah dipikir-pikir, mimpiku sangat sederhana.

Aku ingin sekali pergi ke New York.

Namanya bocah sd, mimpi selalu dikaitkan dengan who you wanna be someday. Selalu terdengar ucapan-ucapan mereka yang bilang ingin jadi polisi, dokter, guru, dsb. Pada saat itu, aku ingat betul kalo aku menjawab bahwa aku ingin menjadi pramugari. Lol, they never expected me to answer that. Karena ya, bagiku, pramugari itu pekerjaan yang asik aja. Keliling kota/negara, jalan-jalan, dan dibayar lagi. Sesederhana itu. But I meant it. Ada perasaan dimana aku berpikir enaknya menjadi pramugari. Tapi ternyata keinginan itu nggak kesampaian. Umur delapan tahun aku pertama kalinya pakai kacamata and as long as the day goes by, tinggiku nggak memenuhi kriteria. Yaudah, kelar deh.

Seiring berjalannya waktu, aku masih gatau mau jadi apa. Satu hal yang aku yakini, aku ingin sekali pergi ke New York. Alasannya juga sederhana; karena waktu sd pun aku sering banget nonton film Home Alone 2: Lost in New York dimana scene Kevin bertemu ibunya di depan pohon natal adalah scene favoritku. Aku jadi merasa bahwa someday I have to go there. I have to. No matter what happens. Padahal, sejujurnya aku sendiri pada saat itu gatau New York tuh dimana hahahahahaha.

Keinginanku pergi ke New York udah kayak nyala-redup-nyala-redup yang semangatnya bisa tiba-tiba muncul trus tiba-tiba hilang gitu aja. Aku sadar kalo aku gabisa pergi ke luar negri karena biayanya mahal and I know at that time my parents couldn’t afford it. Aku juga bukan murid terpintar seantero sekolah jadi untuk cari beasiswa rasanya kok ya mustahil aja. Bukannya pesimis atau gimana, aku sadar (dan tau) akan kemampuanku. I’m not as smart as others. Rasanya bisa pergi ke sekolah pun juga udah bersyukur sekali.

Untuk menyenangkan diri sendiri, I’ve spent most of my time watching Home Alone 2 during holiday. Sepanjang nonton filmnya yang aku pikirkan adalah “gimana sih rasanya bisa ada di NY?” Sehingga hari-hariku tak pernah lepas dari doaku yang juga nggak muluk-muluk.

“Tuhan, aku ingin sekali dalam hidupku aku bisa pergi ke New York suatu hari nanti…”

Tapi, apa aku cuma menghayal ga jelas tiap hari? Tentu, nggak dong. Aku menjalani hari-hariku selayaknya seorang murid. Belajar, ngerjain tugas, main. Namun, terpacu dalam diriku untuk selalu berlatih, berusaha, dan mencoba segala hal baru yang bisa diterapkan dalam hidup. I fail but I get up again. I tried to become the best version of myself like literally every time. I keep doing things that make me happy. Selalu ada rasa ingin tau yang besar untuk belajar sesuatu yang baru.

Sampai di titik aku kuliah, aku merasa mimpiku semakin dekat. Aku yakin kalo memiliki mimpi yang berbeda dari orang lain nggak membuatku menjadi orang yang aneh. Karena ketika temen-temenku milih kuliah jurusan hukum, kedokteran, tehnik, dll sedangkan aku kuliah keterampilan, I feel like we’re living in different world lol.

Kampusku menjadi tempat dimana aku merasa semakin dekat dengan mimpiku. Aku yakin bahwa aku mengambil langkah yang tepat, nggak peduli orang beranggapan apa tentang diriku. Kampusku menjadi pintu kesempatanku untuk terus meraih mimpiku

yang nyala-redup-nyala-redup

namun tak pernah sekalipun aku berhenti untuk menggapainya. :)



You Might Also Like

0 comments

Subscribe